Jumat, 03 Februari 2012

Perubahan Sosial


BAB I
PERUBAHAN SOSIAL

1.      Pengertian Perubahan Sosial
Hidup adalah berubah. Adanya perubahan berarti tanda adanya kehidupan, dan tidak adanya perubahan berarti tanda kematian. Berikut ini beberapa pengertian perubahan social menurut para ahli:
a.       Gerlach dan Hines menekankan pengertian perubahan social dari sudut pandang isi dan proses, sehingga ia membedakan antara “delevelopmental social change” yang mengutamakan penambahan dan peningkatan dalam perubahan social, dengan  “revolutionary social change” yang mengutamakan perubahan tujuan dan arah yang sama sekali berbeda dengan  keadaan sebelumnya.
b.      Jacobsen dan Miller, menekankan pada proses kuantitatif yang terjadi sepanjang waktu.
c.       Abcarian mengemukakan bahwa perubahan social merupakan bentuk ketegangan yang merupakan hasil perluasan pola dari penyimpangan norma dan tingkah laku.
d.      Rogers melihat perubahan social sebagai perubahan struktur dan fungsi dari system social.
e.       Etzioni memandang perubahan social sebagai reformulasi dari suatu bentuk social yang tidak seimbang, kea rah terjadinya keseimbangan yang mantap, dan terjadilah bentuk keseimbangan yang baru.
f.       Triandis melihat perubahan social dari sudut psikologi social yang menekankan terjadinya suatu bentuk hubungan dan perubahan tingkah laku social yang baru.
g.      Lenski menyamakan perubahan social dengan  inovasi yang dapat terjadi baik melalui “invention”, discovery ataupun difusi dari perubahan (pembaharuan).



2.      Tipe-tipe Perubahan Sosial
Aspek yang diutamakan
Tipe perubahan sosial
  1. Motivasi timbulnya perubahan social
  1. Asli timbul dari dalam sistem sosial
  2. Ada dorongan dari luar sistem sosial
  1. Proses terjadinya
a.       Tanpa direncanakan
b.      direncanakan
  1. Jangka waktu terjadinya perubahan
a.       Jangka pendek
b.      Jangka panjang
  1. Tingkat atau lingkup terjadinya perubahan
a.       Mikro (individual)
b.      Intermediate (kelompok)
c.       Makro (masyarakat)
  1. Pemindahan kebudayaan
a.       Formal
b.      Informal
c.       Teknik

3.      Sistem Pengelolaan Perubahan Sosial
Sistem pengelolaan perubahan sosial (change management system) ialah pengorganisasian, perencanaan, pelaksanaan dan penilaian dari setiapa program sosial yang bertujuan untuk mengadakan perubahan sosial. Sistem ini terbuka, yang artinya mau menerima pengaruh dari luar sistem. Ada 4 macam konsep dasar yang merupakan karakteristik dari sistem yaitu: batas (boundary), kekuatan (tension), keseimbangan (equilibrium), dan umpan balik (feedback).
Sistem pengelolaan perubahan sosial memiliki tiga sub sistem yaitu organisasi, komunikasi dan target perubahan. Subsistem organisasi merupakan masukan utama ke dalam sistem. Subsistem komunikasi membantu melaksanakan program perubahan sosial yang telah ditentukan dalam subsistem organisasi. Subsistem target perubahan merupakan output dari sistem.
Tiap program perubahan sosial tentu memiliki tiga jenis variabel yaitu: bentuk pengaruh (influence structure), nilai (cost) dan saluran (channel). Dengan penjelasan masing-masing sebagai berikut:
Ø  bentuk pengaruh (influence structure) ialah cara atau sarana yang digunakan untuk mempengaruhi sasaran yang telah ditentukan.
Ø  nilai (cost) ialah sejumlah sumber atau hal yang berharga yang harus dikeluarkan oleh seseorang untuk mengikuti perubahan sosial.
Ø  saluran (channel) ialah dengan apa informasi dapat disebarluaskan ke sasaran yang telah ditentukan.
Kehidupan yang bahagia dan sejahtera merupakan keinginan setiap manusia sebagaimana dikodratkan oleh Tuhan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan sumbangan yang besar dalam mewujudkan hidup yang bahagia dan sejahtera. Pengelolaan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan tantangan yang harus dijawab dalam rangka pengelolaan perubahan sosial.

4.      Strategi Perubahan Sosial
Strategi perubahan sosial terletak pada suatu continum dari tingkat yang paling lemah (sedikit) tekanan (paksaan) dari luar, ke arah yang paling kuat (banyak) tekanan (paksaan) dari luar. Salah satu faktor yang ikut menentukan efektifitas pelaksanaan program perubahan sosial adalah ketepatan dalam penggunaan strategi, tetapi memilih strategi yang tepat bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Ada 4 macam strategi perubahan sosial yaitu: strategi fasilitatif (fasilitative strategies), strategi pendidikan (reeducative strategies), strategi bujukan (persuasive strategies), dan strategi paksaan (power strategies).
Berikut ini agar dapat dipahami penjelasan masing-masing strategi tersebut:
v  strategi fasilitatif artinya untuk mencapai tujuan perubahan sosial yang telah ditentukan, diutamakan penyediaan fasilitas dengan maksud agar program perubahan sosial akan berjalan dengan mudah dan lancar.
v  strategi pendidikan berarti untuk mengadakan perubahan sosial dengan cara menyampaikan fakta dengan maksud orang akan menggunakan fakta atau informasi itu untuk menentukan tindakan yang akan dilakuakan. Zaltman menggunakan istilah “RE EDUCATION” (re berarti mengulang kembali) dengan alasan bahwa dengan strategi ini mungkin seseorang harus belajar lagi tentang sesuatu yenga dilupakan yang sebenarnya telah dipelajarinya sebelum mempelajari tingkah laku atau sikap yang baru.
v  strategi bujukan atinya untuk mencapai tujuan perubahan sosial dengan cara membujuk agar sasaran perubahan mau mengikuti perubahan sosial yang direncanakan. Sasaran perubahan diajak untuk mengikuti perubahan dengan cara memberi alasan, mendorong, atau mengajak untuk mengikuti contoh yang diberikan.
v  strategi paksaan artinya untuk mencapai tujuan perubahan sosial dengan cara memaksa agar sasaran perubahan mau mengikuti perubahan sosial yang direncanakan. Kemampuan untuk melaksanakan paksaan tegantung daripada hubungan (kontrak) antara pelaksana perubahan denga klien (sasaran). Jadi, keberhasilan target perubahan diukur dari kepuasan pelaksana perubahan.
Dalam pelaksana penggunaan strategi perubahan soisal biasanya tidak hanya dilakukan satu macam strategi saja, tetapi kombinasi dari berbagai macam strategi, disesuaiakan dengan tahap pelaksanaan program serta kondisi dan situasi masyarakat yang menjadi sasaran perubahan agar perubahan dapat berlangsung dengan efektif dan efisien.

Permainan Mencetak dengan Penampang Pelepah


A.    Mencetak dengan  Penampang Pelepah
1.      Pengertian Mencetak dengan  Penampang Pelepah
Kegiatan mencetak adalah suatu kegiatan yang didalamnya dilakukan percobaan dengan  cara mengamati proses dan hasil dari kegiatan mencetak tersebut (Roestiyah, 2011: 8). Mencetak ini dikerjakan dengan  menggunakan alat atau acuan cetak dari bahan alam yang berbentuk penampang. Digunakan penampang yang masih segar sesuai ukuran yang diinginkan, kemudian dipotong dengan  rata agar diperoleh penampang yang baik. Pelepah yang digunakan bisa dari pelepah pisang, talas, papaya dan sejenisnya. Mencetak ini dikerjakan dengan  menggunakan alat atau acuan cetak dari bahan alam yang berbentuk penampang.

2.      Manfaat dan Tujuan Kegiatan Mencetak
Anak memiliki sifat ingin tahu yang tinggi, sifat ingin tahu sesuai dengan perkembangan intelektual anak pada masa usia dini sedang berkembang sangat cepat. Salah satu memuaaskan rasa keingintahuaannya adalah dengan  melakukan eksplorasi dan percobaan (trial dan eror). Oleh karena itu, melalui mencetak anak sangat mendukung optimalisasi potensi intelektual yang sesuai taraf berpikir anak pada masa ini.
Melalui kegiatan mencetak, proses yang ditekankan oleh Piaget di atas (anak harus melakukannya sendiri) dapat terlaksana. Melalui kegiatan mencetak, terjadi proses berpikir logis, analisis, krisis dan sistesis yang membangun suatu pengetahuan baru. Tujuan penggunaan kegiatan mencetak bagi anak adalah menjelaskan tentang proses terjadinya sesuatu, memberikan pengalaman kepada anak tentang proses terjadinya sesuatu dan membuktikan tentang kebenaran sesuatu.

3.      Kelebihan dan Kekurangan Mencetak
a.       Kelebihan Kegiatan Mencetak
1)      Kegiatan mencetak membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan hasil cetakan sendiri daripada hanya menerima penjelasan yang disampaikan pendidik atau dari dalam buku.
2)      Anak didik dapat lebih mengembangkan sikap eksplorasi.
3)      Melalui kegiatan mencetak akan terbina manusia yang dapat mengembangkan inovasi baru dengan penemuan hasil percobaan dan diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.

b.      Kelemahan Kegiatan Mencetak
1)      Jika mencetak memerlukan proses hasil dengan  jangka waktu yang lama.
2)      Kebanyakan kegiatan ini hanya cocok untuk konsep seni/ ilmu alam dan teknologi.

4.      Bahan dan Peralatan Mencetak dengan  Penampang Pelepah
a.       Kertas gambar ukuran kwarto, A4, kertas lipat
b.      Tinta atau cat gambar (cat air, cat poster) bisa juga menggunakan tinta stempel
c.       Kuas atau menggunakan kapas
d.      Kertas Koran untuk alas meja
e.       Pelepah pisang untuk alat cetaknya, atau pelepah lainnya
f.       Bantalan stempel bila menggunakan tnta stempel

5.      Langkah Kerja Mencetak dengan  Penampang Pelepah
a.          Siapkan adonan warna secukupnya pada palet gambar agak pekat
b.         Ambil atau pilih satu atau beberapa potongan pelepah dalam keadaan masih segar (belum layu atau kering) dengan ukuran sedang dan permukaannya datar. Misalnya, pelepah pisang jangan terlalu pangkal atau sebaliknya terlalu ujung.
c.          Salah satu permukaan penampang diolesi dengan tinta/ cat agak pekat menggunakan alat kuas atau kapas dengan ketebalan sedang sampai rata. Pemberian warna pada permukaan penampang tidak dicelupkan ke dalam adonan warna, supaya celah/ lubang pada penampang tidak tertutup warna.
d.         Selanjutnya penampang yang sudah bertinta tersebut dicapkan pada kertas gambar sambil dilakukan penataan agar diperoleh hasil cap yang lebih baik.
e.          Untuk menghasilkan cap dengan komposisi warna tertentu ulanglah langkah mencetak yang sudah dilakukan dengan mengganti warna yang dioleskan pada penampang yang digunakan. Kombinasi hasil cap bisa juga diperoleh dengan menggunakan beberapa penampang pelepah yang ukurannya tidak sama, misalnya ada yang besar, sedang dan adalah yang kecil.

B.     Perkembangan Otak Kanan
1.      Otak kanan berfungsi untuk sosialisasi, komunikasi, interaksi dengan manusia lain, pengendalian emosi, kemampuan merasakan, memadukan dan ekspresi tubuh (seperti menari, menyanyi, dan melukis).
2.      Otak kanan juga berfungsi dalam hal persamaan, khayalan, kreativitas, bentuk atau ruang, emosi, musik dan warna, inovasi, kreativitas, naluri, intuisi, daya cipta, kejujuran, keuletan, tanggungjawab, kesungguhan, spirit, kedisiplinan, etika, empati dan lain-lain.
3.      Daya ingat otak kanan bersifat panjang (long term memory).
4.      Otak kanan ini lebih mendekati ke otak perasaan, senang sedih, perubahan perasaan, marah, yang mengatur adalah kotak kanan, dan otak kanan akan sangat berguna apabila dioptimalkan lebih baik lagi.
5.      Kerusakan otak kanan misalnya pada penyakit stroke atau tumor otak, maka fungsi otak yang terganggu adalah kemampuan visual dan emosi misalnya

C.    Analisis Permainan yang Bermanfaat Untuk Melatih Otak Kanan
Pengembangan Kreativitas Seni
Bagi anak usia TK berekspresi seni rupa merupakan salah satu media berkomunikasi seni yang memiliki daya tarik bagi semua anak dan dapat mengembangkan kompetensi dan motorik halus. Salah satu bidang pengembangan kompetensi bagi anak TK yaitu berkaitan dengan  pengembangan seni khususnya seni rupa. Secara konseptual fungsinya adalah sebagai sarana untuk menumbuhkankembangkan kemampuan pikir, kreativitas, kepekaan rasa dan indrawi serta pembinaan kemampuan terampil dalam berkesenian khususnya pengembangan kreativitas senirupa.
Pada anak usia TK berada pada masa keemasan berekspresi kreatif dimana kadar kreativitasnya masih sangat tinggi. Oleh karena itu pengembangan kreativitas senirupa hendaknya mendapatkan kesempatan dan pembinaan secara lebih intensif dan efektif sesuai dengan  masa perkembangan seninya Melalui kegiatan mencetak, terjadi proses berpikir logis, analisis, krisis dan sistesis yang membangun suatu pengetahuan baru. Tujuan penggunaan kegiatan mencetak bagi anak adalah menjelaskan tentang proses terjadinya sesuatu, memberikan pengalaman kepada anak tentang proses terjadinya sesuatu dan membuktikan tentang kebenaran sesuatu.